Minggu, 16 September 2012
NTRM (NON TOBACCO RELATED MATERIAL)
NTRM:
yaitu program tembakau bersih dari kotoran /sampah di tembakau dan seragam untuk tembakau rajangan
dari proses pemetikan daun,pengeraman, perajangan, eler, penjemuran, pengebalan
Material Terkait dengan tidak tembakau Universal’S ( NTRM) Program mempunyai tiga gol utama:
1. Pencegahan pada kebun dan sepanjangseluruh rantai persediaan.
2. Pendeteksian Dan Kepindahan NTRM sepanjang;seluruh proses kami
3. Perlindungan produk melalui/sampai program penjagaan kesehatan dan manajemen peralatan yang sesuai, perkakas dan material.
NTRM program disusun pada setiap asal melalui/sampai persatuan/perseroan kebijakan spesifik dan prosedur. Program kami mulai dengan pengenalan [itu] [bahwa/yang] [jalan/cara] yang terbaik untuk menunjuk NTRM isu adalah oleh pencegahan di sumber [itu]. Karena alasan ini, kita secara terus menerus mempromosikan NTRM kesadaran dan pencegahan melalui/sampai pelatihan dan bantuan ke petani dan para penyalur. Interaksi Petani berlangsung yang manapun melalui/sampai pelatihan company-sponsored [oleh/dengan] ahli ilmu tanah dan teknisi atau melalui/sampai petani, pemerintah atau organisasi perluasan pihak ketiga. Kesadaran Dan Pelatihan adalah juga diberikan kepada organisasi pihak ketiga seperti gudang lelang dan organisasi pengangkutan [siapa] yang menangani tembakau [itu] [sebelum/di depan] penyerahan kepada [kita/kami] memproses fasilitas.
Kesadaran Dan Program pelatihan adalah juga dengan agresif dikerjakan yang menerima [kita/kami], pergudangan dan penempatan pabrik. NTRM kesadaran adalah tercakup di pertemuan-pertemuan orientasi karyawan. Karyawan dalam semua area fungsional secara hati-hati diajar/diperintah mengenai NTRM kebijakan pencegahan dan prosedur. [Yang] apalagi, karyawan [kita/kami] dilatih;terlatih identifikasi dan kepindahan NTRM dari proses mengalir dan separasi NTRM yang sesuai dan tembakau.
[Perusahaan/ rombongan] juga telah mengembangkan, menanam modal dalam, dan sekarang ini beroperasi banyak NTRM yang alat kepindahan mekanis [yang] sangat membantu proses kepindahan dan pendeteksian manual yang tradisional. Yang sekarang ini, fasilitas [kita/kami] sedang memanfaatkan alat mekanis seperti alat penggulung, bebaskan lamina/NTRM mesin pemisah, airleg hilang-data, magnit dan alat pendeteksian berhubung dengan mata. Penyelidikan
ALP: (ACULTURAL LABOR PRACTICES)
Yaitu kegiatan yang berkomitmen untuk meniadakan pekerja anak dan pelanggaran2 terhadap pekerja untuk mencapai kondisi lingkungan kerja yang aman, dan adil dalam kegiatan pertanian tembakau
Berikut hal hal mengenai ALP:
1.tenaga kerja anak
2.upah dan jam kerja
3.perlakuan adil
4.tidak ada tenaga kerja paksan(rodi,romusha,dll)
5.lingkungan kerja yang aman
6. kebebasan berserikat
7.patuh pada hukum
GTS (green tobacco sickness)
Yaitu penyakit yang terjadi pada saat bekerja di lahan tembakau terutama dalam kondisi basah
Atau pada saat pembuangan tunas toping (tunas atas), suckering (tunas samping) dan saat panen
gejala yang terjadi antara lain :
1.sakit kepala
2.pusing-pusing
3.mual mual
4.muntah muntah
5.badan terasa lemas
6.insomnia (sulit tidur)
7.nafsu makan berkurang
Cara pencegahan
1. menggunakan baju/kaos lengan panjang atau mantel pada saat bekerja di lahan tembakau
2. jangan menggunakan pakaiyan basah
3. jika kondisi lahan masih basah jangan bekerja dulu tunggu sampai lahan kering
4. cuci lah anggota badan kita dengan sabun setelah kita bekerja
Minggu, 10 Juni 2012
proses proses selanjutnya setelah panen
SEKARANG PROSES-PROSES SELANJUTNYA SETELAH PANEN
1.PENGUNINGAN TEMBAKAU / PEMASAKAN TEMBAKAU
Dalam hal ini penguningan tembakau / pemantangan tembakau
sangatlah penting nantinya untuk menentukan kualitas tembakau oleh karena itu
pematangan tembakau haruslah berhati-hati dan di lakukan dengan cara yang
higienis dan efisien .
Pematangan tembakau ini biasanya di lakukan di tempat yang
sejuk biasa di dalam rumah di gudang
gudang di tenda tenda dan lain sebagainya ,kegiatan ini tidak serta merta di
lakukan begitu saja melainkan satu persatu daun tembakau di tata rapi agar mencapai
kematangan yang sempurna, Dan juga alas yang digunakan untuk pematangan
tembakau tidak boleh menggunakan karet plastic atau sejenisnya biasanya
menggunakan tiker kain gedek/bidik dll.
Kadang kadang dengan cara pematangan tembakau yang tidak
efisien dan tidak higienis ini biasanya kebanyakan daun tembakau rusak dan
busuk, tapi jangan hawatir terhadap daun tembakau yang rusak dan busuk daun
tembakau ini masuh bias kita olah menjadi krosok/grosok dan masih bias kita
jual tapi harganya sudah lain.
Kegiatan ini dilakukan selama 2-4 hari tergantung matang dan
tidaknya tembakau
2.PEMASATAN TEMBAKAU/PEMOTONGAN TEMBAKAU
Setelah pematangan tembakau maka segera di lakukanlah
pemotongan tembakau atau pemasatan tembakau, untuk mendapatkan hasil yang cepat
dan tepat para petani di paiton sudah ada yang menggunakan mesin pasat / mesin
pemotong tembakau walaupun kebanyakan dari petani paiton masih menggunakan jasa
orang yang bias masat /orang yang bias memotong tembakau .
Kegiatan ini biasanya di lakukan di malam hari agar ke
esokan harinya bisa langsung di jemur dibawah sinar matahari, meskipun bisa dilakukan disiang hari tapi
hasil yang dilakukan siang hari biasanya tidak bagus hasilnya
3.PENATA`AN TEMBAKAU YANG SUDAH DI POTONG/TAMPANGIN
Seusai pemotongan / pemasatan tembakau maka di lakukanlah
penataan tembakau ke bidik2/ke gedek2yang sudah tersedia penataan tembakau yang
sudah di potong ini di lakukan oleh orang yang prosesional atau yang sudah
mahir dalam menata tembakau yang sudah di potong ke bidik2 /ke gedek2 penataan
ini tidak serta merta dilakukan sembarangan agar nantinya waktu proses
pembungkusan tembakau pengerjaannya lebis mudah dan rapi .
Penataan tembakau ini di lakukan semalam suntuk sampai tambakau yang di potong habis ,tariff
yang di pakai para piƱata tembakau ini adalah sekitar Rp.400-1000 per gedek/per
bidik tergantung bidiknya kalau bidiknya gede dan panjang biasanya di tarifi Rp.500-700
tapi kalau yang kecil biasanya Rp.400 per gedek/per bidik ,kalau yang super jumbo
gedeknya biasanya tariffnya Rp.1000
5.PENGERINGAN TEMBAKAU
Setelah penataan potongan tembakau selesai maka dilakukanlah
pengeringan tembakau tentunya proses pengeringan tembakau ini dilakukan di
bawah terik matahari,proses ini langsung dilakukan setelah penataan potongan
tembakau yaitu pada waktu malam hari ,proses pengeringan ini biasanyaa di
paiton di lakukan di lapangan lapangan atau tempat yang biasanya terkena
matahari .
Setelah pengeringan ini kalau sudah setengah hari sekitar
jam 11-12 maka gedek / bidik yang ada tembakaunya di balik agar pengeringan
merata
Penjemuran ini biasanya di lakukan 2-3 hari agar benar benar
kering
6.PEMBUNGKUSAN TEMBAKAU
Setelah tembakau sangat kering atau dirasa pas maka
dilakukanlah pembungkusan tembakau proses pembungkusan tembakau ini dilakukan
pada malam hari agar tembakau yang habis di keringkan tidak hancur ketika di
angkat .tempat pembungkusan yang di pakai adalah karung bukan plastik atau pun
karet ,karung tersebut tidak langsung di pakai untuk pembungkusan tembakau
melainkan masih di sobek dan dijahit sehingga terbentuk persegi ,,,nah itu yang
bisa di pakai untuk pembungkusan tembakau ,,kenapa demikian karena selain untuk
memperbanyak dan memperberat hasil bungkusan karung tersebut efektif untuk
penyimpanan yang tahan lama atau dalam waktu yang cukup lama
7.PENJUALAN TEMBAKAU
Uang bukan segalagalanya tapi segalagalanya harus dengan
uang.
Pastinya tembakau inilah yang akan jadi uang yaitu dengan
menjualnya ke gudang gudang yang mencarinya atau bisa juga ke tengkulak tengkulak yang
berminat untuk membeli .
Disinilah apa yang dialami para petani
luka,lelah,letih,sakit,panas,kulit hitam,utang dll.terbayar lunas disini juga
tujuan utama para petani tembakau UANG ,dengan uanglah kita bisa makan
minum,tinggal ,membiayai anak pokoknya semua sekarang ini dilakukan dengan
uang.
Sabtu, 09 Juni 2012
cara petani paiton probolinggo menanam tembakau
CARA BERTANI TEMBAKAU DI KECAMATAN PAITON PROBOLINGGO
1.PEMBAJAKAN SAWAH
Sebelum menanaam tembakau hendaknya kita bajak sawah kita
dulu agar tanah yang kita tamanami nanti biasa lebih gembur , membajak juga
membantu percampuran unsur-unsur hara yang terkandung di dalam tanah. Misalnya
tanah tersebut habis di panen atau habis di beri pupuk, maka dengan di bajak
tanahnya akan menjadi merata dengan pupuk yang di berikan.
Membajak sawah harus dengan alat apa itu alatnya..?? yaitu bias dengan bajak tradisional (pakek
kerbau /sapi) tapi dengan berkembangnya teknologi maka petani sekarang
kebanyakan menggunakan traktor sebagai alat pembajak sawah .
2.PEMUPUKAN SEBELUM PENANAMAN BIBIT
Di paiton ini yang saya lihat kebanyakan dari petani
mengggunakan pupuk/di taburi pupuk tanah yang akan ditanami tembakau tersebut
,gunanya aadalah agar bibit tembakau yang kita tanam nanti bias tumbuh subur
dan berkembang lebih pesat
3. PENANAMAN BIBIT
Setelah selesai membajak sawah dan pemupukan sebelum
penanaman bibit maka langkah kita adalah menanam bibit dimana dalam penanaman
bibit ini biasa dilakukan dengan cara
a.) menyiram
terlebih dahulu tempat bibit yang akan di taman yang
b.) kedua
adalah dengan mengairi sawah kita terlebih dahulu atau istilahnya NURAP
kemudian bibit ditanam. Biasanya di paiton menanamya dengan cara mengajak sanak
saudara atau tetangga untuk ikut menanam bibit tembakau agar lebih cepat selesai atau dengan cara membayar orang untuk
menanam bibit itu sendiri.
4.PENGAIRAN TEMBAKAU / PENYIRAMAN TEMBAKAU
Kemudian setelah menanam bibit tembakau ke esokan harinya
kita siram bibit tembakaunya agar tidak layu/matii itu cara penanaman bibit yg
pertama
Kemudian penanaman bibit yang ke dua masih menunggu hingga
hari ke 5 atau sampai hari ke 9 tergantung dari tekxtur tanah itu sendiri .
Alat yang di gunakan untuk menyirah bibit tembakau ialah
dengan timba atau biasa orang paiton sebut dengan GEMBRENG.biasanya dilakukan
sampai bibit tembakaunya hidup atau sekitar 1 bulananlah
5.PENCABUTAN RUMPUT
Setelah bibit tembakaunya hidup otomatis rumput yang ada di
sekitar tembakau itu juga ikut tumbuh ,untuk mengantisipasi hal ini maka kita
harus mencabuti rumput rumput yang ada di sekitar bibit tembakau agar bibit
tembakaunya tidak terganggu oleh rumput itu sendiri,di paiton cara ini masih
ada yang menggunakan tapai kebanyakan sekarang petani di sana langsung pada tahap pembacokan tanah.
6.PEMBACOKAN TANAH
Pembacokan tanah sama fungsinya dengan pencabutan rumput
yaitu membunuh rumput tapi pembacokan tanah manfaatnya lebih banyak selain
untuk membunuh rumput pembacokan tanah berfungsi sebagai pegembur tanah
sehingga akar-akar tembakaunya mampu menjalar dan lebih kuat.kegiatan ini
biasanya di paiton dilakukan 2-3x semusim
7.PENURAPAN TANAH/PENGAIRAN SAWAH
Setelah selesai pembacokan tanah maka direkomendasikan untuk
segera menurap atau mengairi sawah agar tembakau yang yang kita tanam cepat
besar, sehat dan subur.kalau di paiton biasanya penurapan tanah atau pengairan
tembakau di barengi dengan pemasangan pupuk organik ataupun pupuk kandang ,pemupukan
itu sendiri di lakukan sebelum penurapan /pengairan atau satu jam sebelum
penurapan/pengairan pupuk harus di tabor/ditebar di tiap2 batang tembakau .
Pemupukan dan penurapan tembakau ini dilakukan 4-6x dalam
semusim tergantung dari tanahnya
8.PEMBUANGAN TUNAS (TOPPING DAN SUCKERING)
Kegiatan selanjutnya yaitu adalah pembuangan tunas kegiatan
ini dilakukan setelah tembakau dinyatan sebagai tembakau dewasa
Pada tanaman tembakau dikenal 2 macam pemangkasan yaitu :
topping (pangkas pucuk) dan suckering atau pembuangan tunas samping (wiwil).
Pangkas pucuk maupun wiwil pada tanaman tembakau bertujuan untuk menghentikan
pengangkutan bahan makanan ke mahkota bunga atau kekuncup tunas sehingga hasil
foto sintesis dapat terakumulasi pada daun sehingga diperoleh produksi krosok
dan kualitasnya yang tinggi. Pangkas pucuk dan wiwil biasanya dilakukan secara
manual. Pangkasan pucuk dilakukan pada saat button stage atau saat daun
berjumlah 20 helai di atas daun bibit. Pangkasan wiwil dilakukan 3 sampai 5
hari sekali pada saat panjang tunas samping sekitar 7 cm. Wiwil dilakukan
sampai panen berakhir. Pangkasan wiwil saat ini sudah dapat dilakukan dengan
bahan kimia (sucrisida) Hyline 715. Penggunaan sucrisida memberikan hasil yang
lebih baik.
9.PENYEMPROTAN OBAT
Penyemprotan obat ini bisa dilakukan sebelum pembuangan
tunas dan biasanya dilakukan sebelum atau sesudah terkena hama, ulat, atau penyakit2 tembakau lainnya .
Penyemprotan ini disemprotkan ke daun agar hama /ulat yang bisa merusak tembakau mati
atau meninggalkan tembakau.obat obat yang direkomendasikan untuk penyemprotan
obat ini adalah segai berikut:
-Comman 480 ec
-Ridomil gold mz4/64 wp
-Metindo25 wp
-Confidor 5 wp
-Ekstrak nimba
-Organtrine0,6 as
-Tracer120sc
-Tame x 240ec
Dan lain lain,obat obat ini tidak di rekomendasikan pada
saat menjelang panen ,artinya jauh sebelum panen obat ini harus di semprotkan
10.PANEN
Ini dia yang ditunggu tunggu para petani tembakau yaitu
panen
Panen ini dilakukan setelah tembakau dinyatakan tuaa atau
matang biasanya ciri2 tembakau yang sudah matang itu daun yang paling bawah itu
kering dan ada juga yang kuning.
Daun tembakau yang sudah tua biasanya sangat hijau dan
sedikit ke abu2an daun daun ini sudah siap untuk di petik,cara memetik daunya
tidak langsung semua yang ada di batang tembakau langsung di petik semua
melainkan mengambil 3-7 lembar daun saja ,cara ini di lakukan sampai daun pada
batang tembakau habis
Setelah
panen biasanya masih banyak roses proses yang lain seperti penguningan tembakau
,pemasatan tembakau ,pengeringan dll……
Proses proses ini akan kami ulas pada posting selanjutnya
….ok
Jumat, 08 Juni 2012
saatnya petani paiton menanam tembakau
PENANAMAN TEMBAKAU
Tembakau paiton
merupakan tembakau rakyat/asli yang diproses secara rajangan. Tembakau paiton
ini sudah cukup lama berkembang di wilayah Kabupaten Probolingfo, disekitar
Gunung Argopuro, Gunung Ringgit dan Selat Madura dengan luas areal sekitar
11.000 ha per tahun. Konsumen tembakau paiton cukup
banyak, antara lain PT. Gudang Garam, PT. Bentoel, PT. HM Sampoerna, PT.
Djarum, PT. Noroyono dan beberapa pabrik rokok sedang dan kecil. Tembakau
paiton berfungsi sebagai tembakau semi-aromatis yang dibutuhkan dalam jumlah
yang relatif besar.
Walaupun sangat dibutuhkan oleh pabrikan rokok, ternyata hasil tembakau
paiton masih rendah yaitu 1,2 ton per hektar. Pada hal dengan budidaya yang
benar, tembakau paiton bisa menghasilkan sampai 2,0 ton per hektar.
Beberapa strategi untuk memperoleh produktivitas yang tinggi adalah :
1. Penggunaan varietas Unggul
Harus diakui bahwa keberadaan varietas unggul tembakau Paiton belum tersedia bahkan belum ada varietas lokal tembakau paiton yang dilepas/ diputihkan. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas), Malang bekerjasama dengan Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Probolinggo telah melakukan eksplorasi dan uji multilokasi varietas lokal tembakau paiton sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Hasil eksplorasi diperoleh lima varietas lokal, yaitu Mersi, DB 101, Moris, Super/Ergida dan Serumpung. Setelah dilakukan Uji multilokasi terpilih dua varietas terbaik, yaitu: Varietas Super/Ergida dengan nama sementara Kraksaan Jaya dan Varietas Moris dengan nama sementara Prabulinggih
Penggunaan benih yang murni dan tidak tercampur juga sangat dianjurkan. Petani sebaiknya memperoleh benih dari gudang-gudang mitranya atau dari BALITTAS. Bila petani membuat benih sendiri, sebaiknya petani melakukan tata cara pembuatan benih yang benar misalnya dengan isolasi jarak atau pengerodongan bunga
2. Penggunaan Bibit Yang Bagus
Bibit adalah modal utama dalam sebuah usaha walaupun nilainya sangat kecil. 50% keberhasilan penanaman tembakau ditentukan oleh bibit. Petani di paiton biasanya memperoleh bibit dengan cara membeli dari penangkar bibit. Bibit yang diperoleh biasanya tidak diketahui varietasnya, tercampur, tidak seragam, kurang umur, terlalu kecil.
Untuk memperoleh produktivitas 2000 kg/ha perlu dimulai dengan penggunaan bibit yang bagus yaitu Berasal dari varietas anjuran, Sehat dan seragam, Berbatang keras, Berakar banyak, Umur 40 – 45 hari setelah sebar. Sebaiknya petani membuat bibit sendiri karena biayanya murah dan mudah dikerjakan.
Beberapa strategi untuk memperoleh produktivitas yang tinggi adalah :
1. Penggunaan varietas Unggul
Harus diakui bahwa keberadaan varietas unggul tembakau Paiton belum tersedia bahkan belum ada varietas lokal tembakau paiton yang dilepas/ diputihkan. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas), Malang bekerjasama dengan Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Probolinggo telah melakukan eksplorasi dan uji multilokasi varietas lokal tembakau paiton sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Hasil eksplorasi diperoleh lima varietas lokal, yaitu Mersi, DB 101, Moris, Super/Ergida dan Serumpung. Setelah dilakukan Uji multilokasi terpilih dua varietas terbaik, yaitu: Varietas Super/Ergida dengan nama sementara Kraksaan Jaya dan Varietas Moris dengan nama sementara Prabulinggih
Penggunaan benih yang murni dan tidak tercampur juga sangat dianjurkan. Petani sebaiknya memperoleh benih dari gudang-gudang mitranya atau dari BALITTAS. Bila petani membuat benih sendiri, sebaiknya petani melakukan tata cara pembuatan benih yang benar misalnya dengan isolasi jarak atau pengerodongan bunga
2. Penggunaan Bibit Yang Bagus
Bibit adalah modal utama dalam sebuah usaha walaupun nilainya sangat kecil. 50% keberhasilan penanaman tembakau ditentukan oleh bibit. Petani di paiton biasanya memperoleh bibit dengan cara membeli dari penangkar bibit. Bibit yang diperoleh biasanya tidak diketahui varietasnya, tercampur, tidak seragam, kurang umur, terlalu kecil.
Untuk memperoleh produktivitas 2000 kg/ha perlu dimulai dengan penggunaan bibit yang bagus yaitu Berasal dari varietas anjuran, Sehat dan seragam, Berbatang keras, Berakar banyak, Umur 40 – 45 hari setelah sebar. Sebaiknya petani membuat bibit sendiri karena biayanya murah dan mudah dikerjakan.
3. Jarak
Tanam yang tepat
Sangat dianjurkan menanam dengan sistem double row atau tram line dengan jarak tanam (90 x 70) x 50 cm atau populasi 25.000 pohon per hektar. Petani biasanya menggunakan jarak tanam 80 x 80 cm atau 75 x 75 cm dengan populasi 15.000 – 17.000 pohon per hektar. Penambahan populasi secara otomatis akan meningkatkan hasil
4. Pemupukan
Pemupukan yang tepat akan menghasilkan tanaman yang sehat karena tanaman tercuktpi kebutuhan makanannya. Komposisi N : P2O5 : K2O untuk tembakau paiton adalah 109 : 72 : 100. Komposisi tersebut bisa dipenuhi dengan penggunaan pupuk sebagai berikut :
Pupuk I : 100 kg Urea, 150 kg ZA, 200 kg SP36 dan 100 kg ZK. Pupuk diberikan segera setelah tanam, dibenamkan dekat akar menggunakan tugal atau cangkul di sisi kanan dan kiri tanaman
Pupuk II : 150 kg ZA dan 100 kg ZK. Pupuk dibenamkan dengan tugal atau cangkul disalah satu sisi tanaman maksimal 2 hari sebelum pengairan I
5. Pengairan
Ketersediaan air adalah syarat utama untuk pertumbuhan tanaman jadi tembakau paiton juga butuh pengairan agar bisa tumbuh bagus. Prinsip pengairan untuk tembakau paiton adalah :
1. Umur 1 – 20 hari setelah tanam : dijaga agar tanaman tidak terkena air dan disebut fase stress periode. Fungsinya agar tanaman membentuk perakaran yang bagus
2. Umur 21 hari dilakukan pengairan pertama, bisa dengan dileb, ditorap atau dikocor dengan volume yang cukup (2 liter/pohon
3. Selanjutnya dilakukan pengairan sampai tanaman siap ditopping dan pengairan harus dihentikan setelah Panen
6. Topping dan Suckering
Toping adalah membuang tunas pucuk tanaman tembakau segera setelah keluar bunga. Tujuannya adalah membtasi jumlah daun dalam satu pohon sehingga daun dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Daun akan tumbuh melebar dan menebal sehingga hasil akan meningkat. Seiring meningkatnya hasil, kualitas juga akan meningkat.Tembakau paiton sebaik nya ditopping dengan meninggalkan daun 20 – 22 lembar dalam setiap pohonnya.
Suckering adalah usaha untuk membuang atau membersihkan tunas samping yang tumbuh setelah tanaman di topping. Ada banyak nama untuk suckering, ada yang menyebut suli, sunten, sulang, wiwilan dll tergantung didaerah mana tembakau di tanam. Pada umumnya petani melakukan stckering secara manual yaitu membuang sucker yang tumbuh secara rutin 7 – 10 hari sekali. Cara ini memerlukan banyak tenaga kerja dan kurang efektif karena sucker tumbuh dulu baru dibuang.
Ada cara suckering dengan menggunakan bahan kimia yaitu Butralin. Cara ini sangat efektif dan efisien bila dilakukan dengan benar pada waktu yang tepat.
Dengan memperbaiki sistem budidaya terutama 6 tahap budidaya di atas, tembakau paiton akan mudah menghasilkan 2 ton per hektar.
Sangat dianjurkan menanam dengan sistem double row atau tram line dengan jarak tanam (90 x 70) x 50 cm atau populasi 25.000 pohon per hektar. Petani biasanya menggunakan jarak tanam 80 x 80 cm atau 75 x 75 cm dengan populasi 15.000 – 17.000 pohon per hektar. Penambahan populasi secara otomatis akan meningkatkan hasil
4. Pemupukan
Pemupukan yang tepat akan menghasilkan tanaman yang sehat karena tanaman tercuktpi kebutuhan makanannya. Komposisi N : P2O5 : K2O untuk tembakau paiton adalah 109 : 72 : 100. Komposisi tersebut bisa dipenuhi dengan penggunaan pupuk sebagai berikut :
Pupuk I : 100 kg Urea, 150 kg ZA, 200 kg SP36 dan 100 kg ZK. Pupuk diberikan segera setelah tanam, dibenamkan dekat akar menggunakan tugal atau cangkul di sisi kanan dan kiri tanaman
Pupuk II : 150 kg ZA dan 100 kg ZK. Pupuk dibenamkan dengan tugal atau cangkul disalah satu sisi tanaman maksimal 2 hari sebelum pengairan I
5. Pengairan
Ketersediaan air adalah syarat utama untuk pertumbuhan tanaman jadi tembakau paiton juga butuh pengairan agar bisa tumbuh bagus. Prinsip pengairan untuk tembakau paiton adalah :
1. Umur 1 – 20 hari setelah tanam : dijaga agar tanaman tidak terkena air dan disebut fase stress periode. Fungsinya agar tanaman membentuk perakaran yang bagus
2. Umur 21 hari dilakukan pengairan pertama, bisa dengan dileb, ditorap atau dikocor dengan volume yang cukup (2 liter/pohon
3. Selanjutnya dilakukan pengairan sampai tanaman siap ditopping dan pengairan harus dihentikan setelah Panen
6. Topping dan Suckering
Toping adalah membuang tunas pucuk tanaman tembakau segera setelah keluar bunga. Tujuannya adalah membtasi jumlah daun dalam satu pohon sehingga daun dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Daun akan tumbuh melebar dan menebal sehingga hasil akan meningkat. Seiring meningkatnya hasil, kualitas juga akan meningkat.Tembakau paiton sebaik nya ditopping dengan meninggalkan daun 20 – 22 lembar dalam setiap pohonnya.
Suckering adalah usaha untuk membuang atau membersihkan tunas samping yang tumbuh setelah tanaman di topping. Ada banyak nama untuk suckering, ada yang menyebut suli, sunten, sulang, wiwilan dll tergantung didaerah mana tembakau di tanam. Pada umumnya petani melakukan stckering secara manual yaitu membuang sucker yang tumbuh secara rutin 7 – 10 hari sekali. Cara ini memerlukan banyak tenaga kerja dan kurang efektif karena sucker tumbuh dulu baru dibuang.
Ada cara suckering dengan menggunakan bahan kimia yaitu Butralin. Cara ini sangat efektif dan efisien bila dilakukan dengan benar pada waktu yang tepat.
Dengan memperbaiki sistem budidaya terutama 6 tahap budidaya di atas, tembakau paiton akan mudah menghasilkan 2 ton per hektar.
Langganan:
Postingan (Atom)